Pola Asuh orang tua ISD (ILMU SOSIAL DASAR) Tugas 2
Pola Asuh orang tua ISD (ILMU SOSIAL DASAR) 2
· sebagai
pengalaman pertama masa kanak-kanak
· menjamin
kehidupan emosional anak
· menanamkan
dasar pendidikan moral anak
· memberikan
dasar pendidikan sosial
· meletakan
dasar-dasar pendidikan agama
· bertanggung
jawab dalam memotivasi dan mendorong keberhasilan anak
· memberikan
kesempatan belajar dengan mengenalkan berbagai ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang berguna bagi
kehidupan kelak sehingga ia mampu menjadi manusia dewasa yang mandiri.
· menjaga
kesehatan anak sehingga ia dapat dengan nyaman menjalankan proses belajar yang
utuh.
· memberikan
kebahagiaan dunia dan akhirat dengan memberikan pendidikan agama sesuai
ketentuan Allah Swt, sebagai tujuan
akhir manusia.
keluarga/ orang tua
dalam mendukung pendidikan anak di sekolah :
· orang tua
bekerjasama dengan sekolah
· sikap anak
terhadap sekolah sangat di pengaruhi oleh sikap orang tua terhadap sekolah,
sehingga sangat dibutuhkan kepercayaan
orang tua terhadap sekolah yang
menggantikan tugasnya selama di ruang sekolah.
· orang tua
harus memperhatikan sekolah anaknya,
yaitu dengan memperhatikan pengalaman-pengalamannya dan menghargai segala usahanya.
· orang tua
menunjukkan kerjasama dalam menyerahkan cara belajar di rumah, membuat pekerjaan rumah dan
memotivasi dan membimbimbing anak dalam
belajar.
· orang tua
bekerjasama dengan guru untuk mengatasi kesulitan belajar anak
· orang tua
bersama anak mempersiapkan jenjang pendidikan yang akan dimasuki dan
mendampingi selama menjalani proses
belajar di lembaga pendidikan.
Untuk dapat menjalankan fungsi tersebut secara maksimal,
sehingga orang tua harus memiliki kualitas diri yang memadai, sehingga
anak-anak akan berkembang sesuai dengan harapan. Artinya orang tua harus
memahami hakikat dan peran mereka sebagai orang tua dalam membesarkan anak,
membekali diri dengan ilmu tentang pola pengasuhan yang tepat, pengetahuan tentang
pendidikan yang dijalani anak, dan ilmu tentang perkembangan anak, sehingga
tidak salah dalam menerapkan suatu bentuk pola pendidikan terutama dalam
pembentukan kepribadian anak yang sesuai denga
tujuan pendidikan itu sendiri untuk mencerdasakan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Pendampingan orang tua dalam pendidikan anak diwujudkan
dalam suatu cara-cara orang tua mendidik anak. Cara orang tua mendidik anak
inilah yang disebut sebagai pola asuh. Setiap orang tua berusaha menggunakan
cara yang paling baik menurut mereka dalam mendidik anak. Untuk mencari pola
yang terbaik maka hendaklah orang tua mempersiapkan diri dengan beragam
pengetahuan untuk menemukan pola asuh yang tepat dalam mendidik anak.
1. POLA ASUH OTORITATIVE (OTORITER)
· Cenderung
tidak memikirkan apa yang terjadi di
kemudian hari ,fokus lebih pada masa kini.
· Untuk
kemudahan orang tua dalam pengasuhan.
· Menilai dan
menuntut anak untuk mematuhi standar mutlak yang ditentukan sepihak oleh orang
tua.
Efek pola asuh otoriter terhadap perilaku belajar anak :
· anak menjadi
tidak percaya diri, kurang spontan
ragu-ragu dan pasif, serta memiliki masalah konsentrasi dalam belajar.
· Ia
menjalankan tugas-tugasnya lebih disebabkan oleh takut hukuman.
· Di sekolah
memiliki kecenderungan berperilaku antisosial, agresif, impulsive dan perilaku
mal adatif lainnya.
· Anak
perempuan cenderung menjadi dependen
2. POLA ASUH PERMISIVE (PEMANJAAN)
Segala sesuatu terpusat pada kepentingan anak, dan orang
tua/pengasuh tidak berani menegur, takut anak menangis dan khawatir anak kecewa.
Efek pola asuh permisif terhadap perilaku belajar anak :
· Anak memang
menjadi tampak responsif dalam belajar, namun tampak kurang matang (manja),
impulsive dan mementingkan diri
sendiri, kurang percaya diri (cengeng) dan mudah menyerah dalam menghadapi
hambatan atau kesulitan dalam
tugas-tugasnya.
· Tidak jarang
perilakunya disekolah menjadi agresif.
3. POLA ASUH INDULGENT (PENELANTARAN)
·
Menelantarkan secara psikis.
· Kurang
memperhatikan perkembangan psikis anak.
· Anak
dibiarkan berkembang sendiri.
· Orang tua
lebih memprioritaskan kepentingannya sendiri karena kesibukan.
Efek pola asuh indulgent terhadap perilaku belajar anak :
· Anak dengan
pola asuh ini paling potensial telibat dalam kenakalan remaja seperti
penggunaan narkoba, merokok diusia dini dan tindak kriminal lainnya.
· Impulsive
dan agresif serta kurang mampu berkonsentrasi pada suatu aktivitas atau
kegiatan.
4. POLA ASUH AUTORITATIF (DEMOKRATIS)
· Menerima
anak sepenuh hati, memiliki wawasan kehidupan masa depan yang dipengaruhi oleh
tinakan-tidakan masa kini.
·
Memprioritaskan kepentingan anak, tapi tidak ragu-ragu mengendalikan
anak.
· Membimbing
anak kearah kemandirian, menghargai anak yang memiliki emosi dan pikirannya
sendiri
Efek pola asuh autoritatif terhadap perilaku belajar anak:
· Anak lebih
mandiri, tegas terhadap diri sendiri dan memiliki kemampuan introspeksi serta
pengendalian diri.
· Mudah bekerjasama
dengan orang lain dan kooperatif terhadapo aturan.
· Lebih
percaya diri akan kemampannya menyelesaikan tugas-tugas.
· Mantap,
merasa aman dan menyukai serta semangat dalam tugas-tugas belajar.
· Memiliki
keterampilan sosial yang baik dan trampil menyelesaikan permasalahan.
· Tampak lebih
kreatif dan memiliki motivasi berprestasi.
·
Menyepakati pola asuh yang paling efektif dalam keluarga
adalah penting, karena pola asuh pada tahun-tahun awal kehidupan seseorang akan
melandasi kepribadiannya dimasa datang. Perilaku dewasa dan ciri
kepribadian dipengaruhi oleh berbagai
peristiwa yang terjadi selama
tahun-tahun awal kehidupan, artinya antara masa anak dan dewasa memiliki
hubungan berkesinambungan.
Dengan mengetahui bagaimana pengalaman membentuk seorang
individu, akan menjadikan kita lebih bijaksana dalam membesarkan anak-anak
kita. Banyak masalah yang dihadapi disekolah
(agresi, ketidakramahan, negativistik, dan beragam gangguan kesulitan
belajar) mungkin dapat dihindari bila kita lebih memahami perilaku anak dan
sikap orang tua mempengaruhi anak-anaknya, serta bagaimana menanganinya pada
usia dini.
Sebagai orang tua perlu mengetahui tugas-tugas perkembangan
anak pada tiap usianya, untuk mempermudah penerapan pola pendidikan dan
mengetahiu kebutuhan optimalisasi perkembangan anak .
Tugas perkembangan adalah suatu tugas yang muncul pada saat
atau suatu periode tertentu yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa kearah
keberhasilan dalam melaksanakan tugas berikutnya, tetapi kalau gagal akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan
kesulitasn dalam menjalankan tugas-tugas berikutnya (Hurlock, 1991)
Perkembangan manusia dikelompokan menjadi, Masa prenatal,
Masa bayi, Masa kanak-kanak, Masa puber, Masa remaja, Masa dewasa.
Tugas perkembangan yang menitik beratkan pada pendidikan
yaitu diusia kanak-kanak, puber dan remaja.
Setiap tahap perkembangan memilki tugas belajarnya sendiri,
mulai dari tugas belajar untuk perkembangan motorik, intelektual, sosial, emosi dan kreativitas.
Setiap tahap perkembangan anak ada tugas-tugas yang harus
dilewati dan ada kebutuhan yang harus dipenuhi, sehingga orang tua dapat lebih realistis
dalam menerapkan suatu pengajaran dan lebih memahaminya .
Tugas-tugas perkembangan sepanjang rentang kehidupan menurut
Havighust (Hurlock, 1994):
Masa bayi dan awal masa kanak-kanak:
· belajar
memakan makanan padat
· belajar
berjalan
· belajar
berbicara
· belajar
mengendalikan pembuangan kotoran tubuh
· mempelajari
perbedaan jenis kelamin dan tata caranya
·
mempersiapkan diri untuk belajar membaca
· belajar
membedakan benar dan salah, dan mulai mengembangkan hati nurani.
Akhir masa kanak-kanak :
· Mempelajari
keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang umum
· Membangun
sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang sedang tumbuh
· Belajar
menyesuaikan diri dengan teman seusianya
· Mulai
mengembangkan peron sosial pria dan wanita yang tepat
·
Mengembangkan keterampilan- keterampilan dasar untuk membaca, menulis
dan berhitung
·
Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk hidup
sehari-hari
· Mengembangkan
hati nurani, pengertian moral, dan tata tingkatan nilai
·
Mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga
· Mencapai
kebebasan pribadi
Masa Remaja :
· Mencapai
hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita
· Mencapai
peran sosial pria dan wanita
· Menerima
keadaan fisik dan menggunakan tubuhnya secara efektif
· Mengharapkan
dan mencapai perilaku social yang bertanggung jawab
· Mencapai
kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya
·
Mempersiapkan karir ekonomi
·
Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
· Memperoleh
peringkat nilai dan etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembnagkan
ideology
Awal masa dewasa :
· Mulai
bekerja
· Memilih
pasangan
· Belajar
hidup dengan tunangan
· Mulai
membina keluarga
· Mengasuh
anak
· Mengelola
rumah tangga
· Mengambil
tanggung jawab sebagai warga negara
· Mencari
kelompok sosial yang menyenangkan.
Masa usia pertengahan :
· Mencapai
tanggung jawab social dan dewasa sebagai warga Negara.
· Membantu
anak-anak remaja belajar untuk menjadi orang dewasa dan bertanggung jawab dan
bahagia
·
Mengembangkan kegiatan-kegiatan mengisi waktu sengang untuk orang dewasa
·
Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai individu
· Menerima dan
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada tahap
ini
· Mencapai dan
mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir pekerjaan
· Menyesuaikan
diri dengan orang tua yang semakin tua.
Masa Tua :
· Menyesuaikan
diri dengan menurunnya kesehatan dan kekuatan fisik
· Menyesuaikan
diri dengan masa pensiun dan berkurangnya icome (penghasilan)
Keluarga
· Membentuk
hubungan dengan orang-orang yang seusianya
· Membentuk
pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan
· Menyesuaikan
diri dengan peran sosial yang luwes.
okee baru blajar ngeblog so'al nya
BalasHapus